Hari-hari membosankanpun telah terlewati . Tinggal aku
menunggu hasil penerimaan mahasiswa.
Sambil menunggu, aku berlibur di rumah sendirian karena ayah, ibu ,dan
kakak pulang ke Banda Aceh. Otomatis aku sendirian di Bireuen, Tidak ada Sahabat
adapun Wandi kerabat ayah yang juga ikut ke Banda Aceh.
Hari Ini Senin, dan aku harus mengecek status ku di kampus
tujuanku. Karna kumalas pergi sendirian aku mengajak Rina untuk menemaniku dan kebetulan juga dia satu
tujuan denganku. Akupun BBM Rina.
“Rina, jemput gue dong. Gue Mau Ke kampus”. Pesanku singkat.
“Yaaah Uzwa, gue nggak boleh bawa mobil, lu aja yang jemput gw”. Jawabnya membalikan perintahku.
“Ah dasar, niat gue nyusahin lu malah gw yang susah!!!!” . Balasku
Akupun mengeluarkan mobil dari garasi keluar rumah dan
mengunci pintu pagar. Meluncurlah mobilku kerumah Rina. Sesampai disana aku tak
berani tuk membunyikan bel aku hanya BBM Rina agar dia segera turun.
“Rina, Turun Dong. Gue dah nyampe didepan rumah loe”. Pintaku.
“Kenapa Ga masuk aja?? Gw lagi siap-siap!!!”. Kata Rina
“Nggak Ah. Ntar hawanya panas. Udah Cepetan Turun!!!”. Kataku
“Kenapa musti buru-buru sih???. Emangnya si Kunyuk kemana??”. Dia malah memprotes.
“Si Heri masih tidur !!!. Udah Turun aja loe!!”. Kututup Percakapan kami Di BBM.
Tak lama Rina pun keluar rumah menghapiriku. Lalu Ia Bertanya
“Uzwaaaaaa...., Udah lama nunggu???” dia mulai bercanda
“Berisik Loe, Udah kita cabut” Balasku kecut.
“Yeeeeh, Dia Marah. Hahahha.....”. Katanya
Sesampai di kampus aku menuju pusat infomasi
Rinatun Hasanah, Itulah namaku. Nama itu terpampang di
daftar mahasiswa baru. Begitupun Rina. Akupun pulang dengan ceria. Tak sabar
aku memberitakan ini pada orangtuaku. Karna mereka sangat mendukungku untuk
masuk perguruan tinggi ini.
Beberapa minggu kemudian akupun masuk kampus dan menjalani
ospek yang diselengarakan senior. Sama seperti saat smp ketika memasuki sma
dulu, aku dipaksa memakai aksesoris aneh yang tentunya membuatku Mati Kutu. Tak
terasa Ospek pun berjalan lancar walaupun dihiasi beberapa insiden. Contohnya
Aku Pingsan waktu di suruh bersihin halaman sekolah. Untungnya ada yang
nolongin dan nganter aku pulang. Kejadiannya dimulai dari sini....
“Kalian tuh harusnya nurut apa kata senior!!!!, Kalu disuruh nyapu, ya nyapu!!!!!.”Kata Seorang Senior dengan ganasnya. Tapi Setelah itu
Gubrakkk. Tiba tiba keadaan hening ketika Aku jatuh pingsan
dihadapannya. Mereka semua panik dan membawaku ke unit kesehatan. Akupun Mulai
Siuman dan bertanya..
“Dimana aku???”. Aku Kebingungan Dengan Rina Di Sebelahku
“Kamu ada di ruang kesehatan!!!”. Kata Senior yang membentakku tadi.
“Ohhh. Jam berapa sekarang”. Aku Bertanya kembali.
“Sekitar Jam Setengah 4 Sore, Kamu mau Pulang???”. Dia menawarkanku untuk diantar pulang. Akupun hanya mengangguk, dan bertanya kepada Rina.
“Mana Heri, Rina????”
“Heri masih ada ospek, Tadinya sih dia memang disini!.” Kata Rina
“Heri itu Pacar kamu ya!!” Kata Yasir.
“Iya Kak.” Kataku lemas.
Akupun pulang diantar pulang oleh Yasir, aku mengetahui
namanya dari name tag yang terpasang di jas almamaternya. Akupun sampe di rumah
dengan keadaan masih lemas dan keluargaku masih berada di Banda Aceh. Aku
mengajaknya masuk.
“Makasih yaa kak, Inilah rumahku. Ayo masuk.” Tawarku.
“Ya makasih, Ini Kunci mobilnya.” Dia menyerahkan kunci mobilku
“Udah Simpen aja Ntar kakak pulang pake apa???. Paling besok aku ambil!!”. Kataku Menolaknya mengembalikan kunci mobilku.
“Ohhh ya udah. Ngomong ngomong kamu sendirian di sini!!!” Tanyanya.
“Iyaa. Keluargaku ada di Banda Aceh kak.” Jawabku.
“Ohhh yaudah kakak pulang dulu yaa. Ntar Besok aku jemput.” Dia Pun berpamitan
“Ya. Hati hati ya kak”
Tak lama Kemudia Terdengar mobil Heri dan suara derit ban.
Kiitttt...... Begitu Kencangnya bunyi itu.
“Umi (Panggilan sayank) ngga apa apakan???” Katanya sambil panik.
“Ngga, Aku cuman butuh istirahat aja kok!!”.
“Sukurlah. Kamu Dianter Senior ya. Tadi Rina Ngasih tau aku.”
“Yaaa. Ayo masuk. Diem aja diluar, dingin tau!!!” kataku Protes
“Iyeee. Gue Juga Tau”. Dia balik Protes.
“Mau Nginep di Sini???, Klo Mau Pake kamar kakak Gue Aja”. Tawarku, Memang Dia Sering menginap di Rumahku dan tidur di sofa. Walau begitu kami tak pernah macam macam lho...
“Iya Udah Deh. Disini Sepi ga ada Yang Jagain kamu”. Dia pun mengiyakan saja.
Pagi Ini aku diantar Heri dan BBM Yasir supaya Tidak Usah
menjemputku. Aku satu jurusan dengan Heri. Heri mungkin cowok paling perfect
dimataku, Aku tak pernah merasa sedih di sisinya. Aku selalu di sayangnya, aku
pikir dialah cowok paling romantis bagiku. Contohnya hari ini, bahkan akupun
tak tahu hari ini aku ulang tahun tapi Heri selalu ingat. Disiapkannya kejutan
untukku, Diapun bekerjasama Dengan Rina. Kata Rina Aku harus ke cafe tempat
biasa nongkrong sore ini.
“Uzwa, loe bisa dateng ke kafe ga sore ini??? Ada yang mau Gue kasih tau”. Kata Rina
“Bisa, Emang Ada Apa Rina???”. Jawabku
“Udah Loe datang aja, ini penting”. Katanya Lagi
“Iyee, Ntar gue kesana”. Jawabku
Akupun Bersiap-siap untuk pergi ke kafe. Aku keluarkan
mobilku dari garasi dan menuju kesana. Tak lupa aku kenakan gaun sesuai apa
yang diperintah Rina. Okelah aku nurut kali ini. Akupun sampai di tujuan.
“Ada apa sih?? Kayaknya penting banget. Mana gue disuruh pake gaun segala lagi??”
“Udah loe tunggu aja”. Katanya membalas pertanyaanku
“Iyaaa. Tapi Ada apa. Katanya ada yang mau di kasih tau”. Tanyaku Ngotot.
Tiba-tiba Heri datang. Dan
“Kejutaaaaaan”. Kata Heri, Rina dan teman teman lainnya.
“Abiiii. Ada Apa ini???”
“Hari ini kamu ulang taun. Happi Birthday ya Umi!!!”
“Ohhhh Iya Umi hampir Lupa. Makasih ya sayang....”. Kataku Sambil menitikkan airmata karna haru.
“Sama2 sayang. Aku masih punya kejutan untuk Umi”
“Apaa?”
“Nih”. Katanya sambil membuka tirai yang isinya semua orang satu kampus. Mereka semua Baris teratur yang membentuk tulisan I love U. Dari Lantai 2 aku melihatnya dengan jelas.
“Abiiiiiii.....”
“Ya. Ada apa??”
“Kamu ngasih tau semua orang kecuali Umi!!!”
Kataku pura
pura marah.
“Loh kok malah marah. Kan Kejutan, kalo kamu tau bukan
kejutan namanya”. Kata Heri membalas santai.
“Ihhh, kok malah santai sih. Kenapa sih dia sesabar ini??”
Aku Bertanya Dalam hati. Karna dia tak pernah marah walau aku sudah membuatnya
bete abis, Dia Ngga Pernah marah!!.
“Iya Sih. Bii...” Kataku menjawabnya tapi tiba tiba aku
menjerit karna dia langsung menggendongku kemobilnya.